Definisi
Menurut (Arens
dan Loebbecke, 2003), audit adalah merupakan suatu proses pengumpulan dan
pengoperasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria-kirteria yang ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seseorang
yang independen dan kompeten.
Menurut
(Mulyadi, 2002), audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dana kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian tentang pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Jenis-Jenis
Audit
- Operational audit, terkonsen pada efisiensi dan efectifitas dengan semua sumberdaya yang digunakan untuk melaksanakan tugas, cakupanya meliputi kesesuaian praktik dan prosedur dengan peraturan yang ditetapkan.
- Compliance audit terkonsentrasi pada cakupan undang-undang, peraturan pemerintah, pengendalian dan kewajiban badan eksternal lain yang telah diikut.
- Project manajement and change control audit,(dulu dikenal sebagai suatu pengembangan sistem audit) terkonsentrasi oleh efesiensi dan efektifitas pada berbagai tahap pengembangan sistem siklus kehidupan yang sedang diselenggarakan.
- Internal control audit terkonsentrasi pada evaluasi struktur pengendalian internal
- Financial audit terkonsentrasi pada kewajaran laporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan, aliran kas dan hasil kinerja perusahaan.
- Fraud audit adalah nonrecurring audit yang dilaksanakan untuk mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah sedang terjadi, telah terjadi atau akan terjadi kecurangan. Dan penyelesaian hal sesuai dengan pemberian tanggungjawab.
Teknologi
Auditing Sistem Informasi
Adapun audit
sistem informasi merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain :
- Traditional Auditing
Traditional
Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian
internal di sebuah sistem informasi.Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam
audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian lingkungan
PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang digunakan
pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang berpengalaman
dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang komputer akan lebih mudah
menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis computer.
- Manajemen Sistem Informasi
Banyak kejadian
ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi banyak
‘kecelakaan’. Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering pula
terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan. Hal ini karena belum adanya
manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System
Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis
komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan
sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing,
implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.
- Ilmu Komputer
Pengetahuan
teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan
sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets,
integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang
pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa
pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi.
- Behavioral Science
Kegagalan
penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali
juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan
dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya
‘resistance to change’ yang berasal dari puhak-pihak yang terkena dampak
penerapan sistem informasi berbasis komputer.
Tujuan Audit
Sistem Informasi
- Tujuan Audit Sistem Informasi menurut Ron Weber yaitu:
- Meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan.
- Meningkatkan data dan menjaga integritasi data.
- Meningkatkan efektifitas sistem
- Meningkatkan efisiensi sistem
- Ekonomis
Dua aspek utama
tujuan audit sistem informasi yaitu:
- Conformance (Kesesuaian)
Yaitu audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan
atas aspek kesesuaian seperti kerahasiaan, Integritas, Ketersediaan, Kepatuhan.
- Performance (Kinerja)
Yaitu
audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek
kenerja seperti Efektifitas, Efisiensi, Kehandalan.
Tahap Audit
Sistem Informasi
Audit Sistem
Informasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tahap-tahap. Tahap-tahap audit
terdiri dari 5 tahap sebagai berikut :
- Tahap pemeriksaan pendahuluan
- Tahap pemeriksaan rinci.
- Tahap pengujian kesesuaian.
- Tahap pengujian kebenaran bukti.
- Tahap penilaian secara umum atas hasil pengujian.
Standar Audit
Sistem Informasi
Standar Audit
Sistem Informasi (SASI) IASII diresmikan oleh Rapat Anggota IASII Tahun
2006 pada tanggal 25 Februari 2006
bertempat di Jakarta. SASI IASII berlaku bagi seluruh Anggota IASII (sesuai
AD/ART IASII) yang melaksanakan kegiatan Audit Sistem Informasi. Standar ini
mulai berlaku efektif sejak tanggal 01
Januari 2007 dan dapat diterapkan sebelum tanggal tersebut. Adapun beberapa aturan yang standarisasikan, antara
lain:
- Penugasan Audit, mencakup: Tanggung Jawab, Wewenang, dan Akuntabilitas .
- Independensi & Obyektifitas.
- Profesionalisme & Kompetensi.
- Perencanaan.
- Pelaksanaan, yang mencakup: Pengawasan, Bukti-bukti Audit, dan Kertas Kerja Audit.
- Pelaporan.
- Tindak Lanjut.
Manajemen
Risiko
IT risk
management (manajemen resiko teknologi informasi) adalah proses yang dilakukan
oleh para manajer IT untuk menyeimbangkan kegiatan operasional dan pengeluaran
cost dalam mencapai keuntungan dengan melindungi sistem IT dan data yang
medukung misi organisasinya.
Risiko TI tidak
terbatas pada keamanan informasi. Ini mencakup semua risiko yang berkaitan
dengan IT, termasuk:
- Pengiriman proyek akhir
- Tidak mencapai nilai yang cukup dari IT
- Usang atau tidak fleksibel arsitektur TI
- Masalah pelayanan IT
Metode Audit
- Audit Planning
- Tanggung jawab : Piagam audit harus mendefinisikan misi, tujuan, sasaran audit sistem informasi. Pada tahap ini didefinisikan juga key performance indicators dan proses evaluasi audit.
- Kewenangan : Piagam audit harus secara jelas menyebutkan otoritas yang ditugaskan ke auditor sistem informasi sehubungan dengan pekerjaan penilaian resiko yang akan dilakukan, hak untuk mengakses informasi klien, ruang lingkup atau batasan lingkup, fungsi klien dan ekpektasi audit.
- Akuntabilitas : Piagam audit harus secara jelas mendefinisikan garis pelaporan, penilaian kepatuhan, dan tindakan yang disepakati.
- Sejumlah alat, khusus untuk membantu auditor berjalan audit pada database.
- Risk Assessment and Business Process Analysis
Proses kuantifikasi resiko disebut risk assessment. Penilaian resiko
berguna dalam pengambilan keputusan seperti
- Fungsi area / bisnis yang diaudit.
- Sifat, luas dan waktu prosedur audit.
- Jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk audit.
- Performance of Audit Work
Dalam pelaksanaan audit standar sistem informasi harus memberi
pengawasan, mengumpulkan bukti audit dan mendokumentasikan pekerjaan audit.
Untuk mencapai tujua tersebut dilalui proses seperti :
- Membentuk proses penkajian internal dimana karya satu orang ditinjau oleh orang lain, sebaiknya orang yang lebih senior.
- Mendapatkan bukti yang cukup, dapat diandalkan dan relevan untuk diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan, konfirmasi, dan penghitungan ulang.
- Mendokumentasika pekerjaan dengan menggambarkan pekerjaan audit dan bukti audit dikumpulkan untuk mendukung temuan auditor.
Alat Audit
Tujuan dari
paduan ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan laporan audit
yang dapat dipahami dan didukung dengan baik
yang sesuai dengan persyaratan standar audit dan Sistem Informasi dan
pedoman Audit dan Assurance IS yang diterbitkan oleh ISACA. Panduan ini juga
dirancang untuk membantu memastikan bahwa ringkasan hasil audit yang
dipresentasikan dengan jelas dan laporan audit
menyajikan hasil kerja yang dilakukan secara jelas, ringkas, dan
lengkap.
Panduan ini
berlaku untuk audit Sistem Informasi
yang dilakukan oleh auditor internal, ekstenal atau pemerintah,
walaupun penekanan yang diberikan pada isi laporan dapat bervariasi, tergantung
pada jenis keterlibatan audit dan oleh siapa tindakan tersebut dilakukan.
Bimbingan juga diberikan pada organisasi laporan, penulisan, review dan
editing, serta presentasi.
Regulasi
Aduit
Uji kepatutan
(compliance test) dilakukan dengan menguji kepatutan Prooses TI dengan melihat
kepatutan proses yang berlangsung terhadap standard dan regulasi yang berlaku.
Kepatutan tersebut dapat diketahui dari hasil pengumpulan bukti. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam uji tersebut antara lain akan dipaparkan
sebagaimana berikut :
- Tahapan Pengidentifikasian
Objek yang Diaudit Tujuan dari langkah ini agar pengaudit mengenal
lebih jauh terkait dengan hal-hal yang harus dipenuhi dalam objektif kontrol
yang membawa kepada penugasan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Aktivitas yang berlangsung juga termasuk pengidentifikasian perihal pengelolaan
aktivitas yang didukung TI memenuhi objektif kontrol terkait.
- Tahapan Evaluasi audit
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan prosedur tertulis dan memperkirakan jika prosedur yang ada telah menghasilkan struktur kontrol yang efektif. Uji kepatutan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu mengevaluasi pemisahan tanggung jawab yang terkait dengan pengelolaan SI/TI. Dari hasil evaluasi ditemukan terdapat pemisahan terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak yang bersangkutan.